Gimana Jadinya Apabila Hidup Tanpa Piknik? Ini Beberapa Faktanya!
Oktober 23, 2019
“Makanya piknik!” Kata - kata itu pasti sering dong didengar setiapkali kita terlihat stress atau frustasi. Di beberapa postingan sosial media juga begitu, acapkali ungkapan itu disampaikan saat kondisi “perang komen” di sosial media sudah begitu ricuh, pasti ada yang ngeletuk “dasar kurang piknik!”.
Sebenarnya, disatu sisi itu ada benarnya, karena liburan sejatinya sangat bermanfaat untuk menyegarkan fikiran kita dari berbagai aktifitas pekerjaan yang menjenuhkan setiap hari. Kondisi jenuh tersebut tentu saja akan membuat fikiran kita berat dan tidak sedikit membuat stress dan frustasi.
Nah, coba deh bayangkan, gimana jadinya hidupmu jika tidak pernah menjalani piknik sama sekali atau dalam jangka waktu yang cukup lama? Ini beberapa fakta yang wajib kamu ketahui.
1. Angka Bunuh Diri yang Tinggi
Tingginya angka bunuh diri dibeberapa negara besar di dunia tentu saja sangat berkaitan erat dengan tingginya tekanan kerja dan minimnya waktu berlibur, khususnya di kalangan pekerja di kota tersebut. Sebut saja salah satunya di Amerika Serikat, di negara Paman Sam ini, waktu libur dihitung sebagai tunjangan perusahaan, bukan hak, yang mana hanya diberikan selama beberapa hari dalam 1 tahun.
Beberapa karyawan disana bahkan tidak mengambil cuti libur demi meningkatkan penghasilan mereka, karena cuti yang tidak diambil akan diganti dengan kompensasi uang. Sehingga tidak mengherankan, jika tingkat stress karyawan di negara ini sangat tinggi dan akibatnya angka bunuh diri pun juga tinggi negara ini. Sebagaimana pernyataan dari Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC bahwa angka bunuh diri melonjak pesat di kalangan warga berumur antara 35 tahun hingga 64 tahun. Sebagian besar diakibatkan karena tingkat stress yang tinggi akibat pekerjaan dan ekonomi.
“Jumlah kasus bunuh diri ini lebih banyak dibandingkan kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut CDC, pada tahun 2010, kecelakaan lalu lintas menewaskan 33.687 orang. Sementara 38.364 orang tewas bunuh diri pada tahun yang sama” kata Direktur CDC Director Tom Frieden seperti dilansir kantor berita AFP.
Serem banget dah efeknya.
2. Individualisme Meningkat, Kebahagiaan Menurun
Biasanya orang yang kurang piknik cenderung akan sibuk dengan dunianya sendiri dan nggak peduli dengan lingkungannya. Ini terjadi karena motivasi hidupnya hanya berkutat pada pekerjaan dan dirinya sendiri saja. Padahal liburan sejatinya mampu meningkatkan kebahagiaan sekaligus mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Apalagi, jika kita berlibur bersama keluarga, sahabat dan pasangan, tentu saja interaksi akan terjalin lebih erat.
Menurut survei yang dilakukan oleh US Travel Association, 6 dari 10 orang yang disurvei menyatakan perlu untuk berlibur guna meningkatkan kebahagiaan hidupnya. Studi tersebut juga mengemukakan bahwa 86% karyawan yang melakukan liburan merasa lebih bahagia terhadap hidupnya, daripada 75% dari mereka yang tidak melakukan travelling sama sekali.
3. Emosi Tidak Terkontrol
Orang yang jarang piknik memiliki emosi yang tidak terkontrol dan cenderung lebih gampang panik. Bagaimana tidak emosi, toh setiap harinya waktu dan fisik kita dikuras oleh jenuhnya aktifitas yang pada akhirnya mempengaruhi emosi kita. Jadi tidak heran, orang yang jarang liburan atau piknik biasanya memiliki mood yang kurang baik dan cenderung lebih gampang marah.
Jadi gimana nih, masih perlu berfikir panjang untuk menunda - nunda waktu liburan? Liburan itu faktanya memiliki banyak manfaat lho guys. Jadi sebaiknya sisihkan waktumu deh untuk liburan.
Liburan kemana kita?
1 komentar
Lah, mungkin abg juga masuk kategori kurang piknik nih kerja mulu~
BalasHapuseh, mampir juga ya je tulisan awak hari ketiga di 7haringeblog tentang hapus url indeks
aizeindra.id