5 Tahun Jejak D’Raja Coffee, Dari Kopi Tiam Menuju Coffee Class
Desember 28, 2018Bagian depan D' Raja Coffee |
Katakanlah
bagi hampir seluruh umat, pada trend
setter kini, suasana dan citarasa dari sebuah tempat tongkrongan harus
berjalan beriringan. Artinya, jika sebuah tongkrongan hanya mendewakan
citarasa, maka pelanggan tetap akan merasa ada yang kurang. Apalagi saat ini
swafoto (selfie foto) kian
digandrungioleh seluruh umat segala jenis usia ketika hendak mencari berbagai
destinasi tongkrongan baik bagi keluarga maupun bagi relasi.
Tak
pelak, bukan hal baru lagi bagi Kota Medan jika saat ini banyak bermunculan
gerai kopi mulai dari yang benar-benar trully
coffeeshop, sampai yang hanya ikut trend saja, bisnis coffee shop kini bak jamur di tengah-tengah musim hujan. Padahal
dulu, saat baru ditemukan di abad 10 Masehi oleh seorang sufi dari Yaman, Ali
Bin Omar, rebusan kopi hanya sebagai obat penyakit kulit dan obat-obatan
lainnya. Saat itu kopi mendapat gelar terhormat di kalangan masyarakat Timur
Tengah, sehingga memberi kemakmuran bagi para pemilik kebun kopi, pengusaha
kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, dan pemerintah di berbagai belahan
dunia yang memiliki biji-bijian beraroma khas itu.
Selanjutnya,
perjalanan kopi menjadi minuman dimulai lebih dari seribu tahun lalu di
Ethiopia, dengan legendacerita saat itu ada penggembala yang mencoba memakan
buah kopi setelah mengamati bahwa kambing-kambing-nya tak tidur setelah memakan
buah kopi liar di padang rumputtersebut. Sebuah literatur sejarah kopi juga menceritakan
Sheik Omar, membawa kopi ke kota Al Mukha di negara Yaman pada tahun 1258. Barulah
pada abad 15, kedai kopi pertama di dunia dibuka di Mekkah, sebagai tempat bersantai
dan membahas politik sembari menikmati setiap reguk-teguk kopi. Waktu itu, kopi
dimasak dengan merebus bijinya dalam air. Sekitar 100 tahun kemudian, praktik
penggonsengan kopi dimulai di Turki. Maka, Kota Istanbul sangat dikenal dengan
berdirinya ratusan rumah kopi.
Adapun
biji kopi yang paling dikenal dan dikonsumsi orang sedunia, secara umum ada dua
spesies yakni kopi arabika dan kopi robusta. Di Indonesia antara tahun
1696-1699, tanaman kopi awalnya hanya bersifat coba-coba, tetapi karena
hasilnya memuaskan dan dipandang VOCmenguntungkan, VOC menyebarkannya ke
berbagai daerah agar ditanam. Pertengahan abad ke-17, VOC mengembangkan area
tanaman kopi arabika di Sumatera, Bali, Sulawesi, dan Kep.Timor. Kecamatan
Pakantan di Mandailing Natal, adalah daerah perkebunan kopi arabika pertama
milik VOC di Sumatera saat itu. Kemudian kopi arabika dibawa ke Tapanuli Utara
(Lintong Nihuta dan sekitar Danau Toba) dan dataran tinggi Gayo (Aceh Tengah).
Masuk
pada zaman modernisasi, gerai kopi yang dulunya hanya sekedar warkop kini “naik
pangkat” dengan istilah baru-nyacoffee
shop. Didukung dengan menjamurnya berbagai mal, tempat ngopikian
bergengsi. Tak hanya di mal, kafe-kafe kopi di luar gedung plasa kian bertambah
banyak. Setiap coffee shop berlomba
menawarkan berbagai rupa kelebihan sebagai daya tarik para penikmat kopi agar
gerainya disambangi. Tak pelak, melipir ke gerai kopi kini menjadi gaya hidup umat
perkotaan.
Seperti
D’Raja Coffee misalnya. Coffee shop
yang mulai bergeming sejak tahun 2013 ini awalnya hadir karena kecintaan dan
keseriusan dua bersaudara, yakni Rudy dan William pada kopi yang membuat mereka
membuka gerai kopi kecil (baca: kopi tiam) yang berawal dari empat (4) meja.
Ibarat pepatah proses tak akan mengingkari hasil, konsistensi ketekunan kedua
bersaudara ini berbuah menjadikan kopi tiam mungil tersebut bertransformasi
menjadi gerai 1 pintu ruko yang juga tak lama kemudian juga menjadi 2 pintu
ruko.
Biji
kopi yang pertama kali digunakan adalah biji kopi Toraja yang disajikan dengan
metode manual brew. Dari sinilah nama
D’Raja Coffee dibentuk. Drip Toraja Coffee disingkat menjadi D’Raja Coffee.
Seiring berjalan waktu, melihat bahwa biji kopi Arabika tak kalah nikmat,
perlahan biji kopi Arabika mendominasi menggantikan biji kopi Toraja di D’Raja
Coffee. Lagi-lagi konsistensi dua bersaudara Rudy dan William dalam meracik
kopi ternyata menuai penetrasi. Tak heran, saat D’Raja Coffee melebarkan ekspansi di Jalan Bandara
Kuala Namu (tepat di depan Hotel Wings), gerai ini kian menjadi incaran yang
selalu dipadati setiap tamu yang baru turun dari bandara menuju Medan atau
sebaliknya.
Masih
berlanjut, persistensi D’Raja Coffee ternyata kian kokoh dengan dibukanya gerai
ketiga di Ismud Park. Di tangan Denny Wu, keberadaan coffee shop 24 jam ini tak hanya menuai pelanggan setia, namun juga
mendatangkan berbagai kalangan yang ingin menekuni dunia kopi dengan serius. Kelas
Kopi-pun dibuka meski tidak formal digemakan. Silih berganti, selama setahun,
D’Raja Coffee sendiri telah memberangkatkan belasan pegiat industri kopi ke
negara Kangguru.
Tak
hanya para pecinta kopi yang ingin terjun langsung sebagai pegiat industri
kopi, para eksekutif yang ingin belajar membuat kopi juga berlomba
mencemplungkan diri di D’Raja Coffee untuk belajar, mulai dari membuat Espresso sampai Latte Art. Meski tak
pernah dibuka resmi, Kelas Kopi di D’Raja Coffee terus bergulir menghasilkan
calon-calon barista andal yang siap bersaing di kancah internasional maupun
para para pegiat kopi pemula.
Bukan
cuma seduhan kopi, gerai kopi ini juga menyangrai dan menjual biji-bijinya bagi
setiap pelanggan yang mencandu. Adapun beberapa biji kopi yang senantiasa bisa
Anda minta untuk di-packing antara
lain adalah Gayo, Mandheiling, Lintong, Toraja, Sidikalang, Robusta, dan Red
Coffee dengan minimal masing-masing package per 250gr. Jika penasaran dan gemar
menyesap aroma kopi yang disangrai, pelanggan bisa langsung berkunjung ke
D’Raja Coffee Kuala Namu maupun D’Raja Coffee Cemara Asri untuk menyaksikan setiap
proses sangrai green bean menjadi
biji kopi yang siap melalang buana.
Berlanjut
kemudian, persistensi dan konsistensi ini juga mengantarkan D’Raja Coffee
menjadi brand yang dilirik sebagai
industri waralaba yang menjanjikan di Kota Medan. Kehadiran awalnya sebagai
kopi tiam semakin diperhitungkan. Dalam kurun waktu setahun selama 2018,
ekspansi coffee shop ini mencapai 3
gerai dalam setahun, yakni D’Raja Coffee Palembang di Kota Palembang, D’Raja
Coffee Centrium di Jl. Brigjend Katamso, dan D’Raja Coffee Gatsu yang terbaru
di Jl. Gatot Subroto. Alhasil kini sudah ada enam gerai D’Raja Coffee di Pulau
Sumatera.
Adapun
gerai yang baru dibuka di awal Desember, yakni D’Raja Coffee Gatsu, hadir
dengan sentuhan yang sedikit berbeda. Gerai ini mengusungkan sajian seafood sebagai penganan andalannya
selain kudapan ringan yang sudah lazim menemani seduhan kopi. Dengan konsep
tersebut, maka sangat mudah ditebak bahwa kehadiran gerai keenam ini tak hanya
sekedar menawarkan suasana cengkerama bagi penikmat kopi dan penganannya, namun
lebih dari itu agar pengunjung dan pelanggannya bisa menikmati berbagai sajian
Nusantara dalam balutan seafood yang
dikemas sebagai penganan keluarga.
Jadi
ketika melipir ke mari, maka Anda akan menemukan beberapa menu yang tidak akan
dijumpai di gerai D’Raja Coffee lain, seperti ikan Gurami, Kerapu, Bawal,
Udang, Kakap, Cumi, Iga, bahkan ragam tumisan sayur dalam berbagai racikan.
Penganan berat ini memang sengaja dihadirkan di D’Raja Coffee Gatsu mengingat
semakin tingginya minat warga Kota Medan dalam
berkuliner ria.
Meski
baru dibuka, kehadiran gerai ini sudah tercium ramai. Tak heran, pengunjung dan
pelanggan yang sudah mengenal betul cita rasa dan racikan D’Raja Coffee tak
perlu mengulur waktu untuk segera menyambangi gerai ini saat baru
beroperasional awal Desember 2018 kemarin. Kendati konsep penganan yang diusung
adalah seafood, para pengunjung dan pelanggan tak perlu cemas saat merogoh
kantong, sebab harga yang digadang cukup bersahabat, mulai dari Rp 15.000 per
porsinya.
Konsep
outdoor yang bagus juga ditawarkan di
gerai ini. D’Raja Coffee kian menjadi tempat perhentian wajib yang tak akan mengecewakan.
Anda bisa belajar membuat kopi di sini. Ingin lebih serius, Anda juga bisa
membekali diri menjadi barista internasional dengan mengikuti Kelas Kopi-nya.
Yang sudah pasti akan selalu membuat pengunjung dan pelanggan kembali terus,
apa lagi kalau bukan cita rasa nikmati dalam seduhan dan penganan yang
disuguhkan. Tertarik untuk mencoba? Anda bebas menentukan outlet mana yang ingin Anda kunjungi pertama sampai terakhir.
0 komentar