[Sejarah] Tugu Pahlawan 45 Binjai; Gerbang Penyambut Kedatangan
Juli 09, 2017
Sumber foto: bangfauzi
Tiap
kota memiliki khas atau ikon yang berbeda di tiap wilayahnya, seperti makanan
khas, bangunan bersejarah, dan lainnya. Bangunan bersejarah memiliki kenangan
tersendiri yang mampu mebuat kota tersebut menjadi lebih menarik untuk
dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Kota Binjai, misalnya. Binjai yang terletak di sebelah Barat ibu kota
Sumatera Utara ini merupakan salah satu kota dalam Sumatera Utara yang memiliki
ikon menarik, yaitu tugu rambutan dan juga tugu pahlawan 45. Tugu rambutan
tentu sudah tidak asing lagi, sebab Binjai memang sangat terkenal dengan
rambutannya. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa tugu perjuangan yang
menjadi perlintasan berlalu-lalang ternyata memiliki nilai sejarah yang patut
kita ketahui.
PENYAMBUT KEDATANGAN
Jika
kita memasuki kawasan Kota Binjai, tugu yang dinamakan sebagai Tugu Pahlawan 45 merupakan
pelambang pintu gerbang penyambut kedatangan pengunjung dari luar kota. Terlebih
lagi letak tugu yang tempat di tengah kota, pantaslah jika di sebut sebagai
penyambut kedatangan.
Putra,
TNI berkelahiran asli Binjai yang saat dijumpai tengah bertukar pikiran denagn
polisi setempat yang sedang bertugas menuturkan bahwa tugu yang terletak di
depan pos pilisi tersebut merupakan ikon penyambut kedatanagn orang-orang yang
datang ke Binjai. “Tugu itu jadi monumen yang menyambut orang yang datang ke
Binjai,” ujarnya dengan suara khas prajurit yang tegas.
Tidak
banyak yang tahu bahwa tugu pahalawan 45 ini merupakan simbolis perjuangan pada
awal kemerdekaan tahun 1945. Dimana pada saat itu peranan Muhammadiyah sangat
dominan untuk turut memperjuangkan kemerdekaan. Pengibaran sang saka merah
putih dilaksanakan oleh Pengurus dan
Anggota Muhammadiyah serta masyarakat umum setelah menerima telegram bahwa
Indonesia Telah Merdeka.
RAWAT SEJARAH
Sejauh
ini sering kali kita ketahui banyak tempat-tempat yang dapat dijadikan obyek
wisata atau yang memiliki nilai sejarah dihancurkan dan digantikan oleh
bangunan-bangunan tinggi yang menjulang. Tetapi tidak halnya dengan tugu
perjuangan 45 ini. Tugu ini tetap di rawat dan terjaga hingga sampai saat ini.
Kebersihan
dan perawatan tugu itu di bawahi langsung oleh dinas pertamanan. “Kalau
kebersihan dan masalah perawatannya itu dari Dinas Peratamanan Kota. Paling
kalau ada yang rusk dikit di dempul aja,” ujar Tudu, Polisi yang sedang
bertugas saat dijumpai.
Hal
yang serupa juga dipaparkan oleh Arman yang berprofesi sebagai tukang becak.
Tidak ada perubahan bentuk patung. Hannya saja perubahan pelindungan tugu
tersebut yang sebelumnya di lindungi air mancur namun kini dilindungi degan
taman. “Nggak ada perubahan bentuk, apalagi patungnya nggak ada sama sekali.
Paling kalau ada yang lecet-lecet di dempul. Dan sekarang berubah jadi
taman-taman padahal sebelumnya air manucr di sekelilingnya situ,” jelasnya
sambil menunjuk kea rah tugu.
“Nah,
paling untuk perubahan warna patungnya yang di rubah. Pertamanya itu warna
hijau, baru setelah itu warna kecoklat-coklatan, dan sekarang jadi warna kuning
pudar atau cream. Dan kalian harus tahu kalau patungnya itu adalah ana-anaknya
Amir Hamzah. Kenalkan kelen sama Amir Hamzah?” tambahnya lagi sambil duduk di
becaknya.
(KITA) HARUS PEDULI SEJARAH
Pengenalan kehidupan terhadap sejarah kini hanya sebatas
cerita saja. Banyak generasi bangsa yag tidak suka melirik sejarah yang ada.
Kebanyakan
generasi muda saat ini menghabiskan waktunya dengan gadget atau malah nongkrong dengan temannya di Mall atau caffe yang sedang hits. Sehingga pembahasan-pembahsan
terhadap sejarah tak lagi menarik. Padahal seharusnya kita harus peduli
terhadap sejarah yang ada. Sebagaimana yang disampaikan Arman bahwa kita harus peduli sejarah. “Harus sama-sama
peduli sejarah kita.”
PRASASTI
Jika
kita berkunjung ke Binjai, singgahkanlah kaki sebentar untuk melihat Tugu
Pahalawan 45 yang menjadi ikon kota ini. Kita akan menemukan semacam jejak
peninggalan sejarah yang terkait dengan pembangunan monument ini. Tepat di
bawah patung, kita akan menemukan prasasti yang menjadi saksi bisu sejarah
sejarah pejuang yang di resmikan oleh Pangdam I/BB.
Pada
prasasti itu terdapat penjelasan yang bersisikan, “Tugu-Pedjuang. Pembangunan
monument ini diprakarasai oleh: Korem 023/D.T. PMBM. Dimulai tanggal: 12 Sept
1971 selesai pada tagl 12 Djan 1972. Diresmikan oleh Pangdam I/BB Brigdjen TNI.
Jasir Hadibroto Gubk/K.D.H. SU. Brigdjen. TNI. Marah Halim Harahap pada hari
Seni tgl 17 Djan 1972. Pelaksana bangunan oleh: U.B. Andalas. Patung oleh:
Sekar Gunung.
Pada
tugu itu juga dijelaskan panita pelaksana pembangunan monumen tersebut.
“Panitia Pelaksana. Penasihta/Pelindung Kolonel Ichdar. Ketua: A. Manan,
Sekretaris: DT. Sjahibul Izar, Anggota: Majdr R. Tarigan, Kapten Essau Patty,
Chaidir Ilham, Idrus Lbs, A. Djalil Siregar, dan Alauddin Samah.
1 komentar
Dan kalian harus tahu kalau patungnya itu adalah ana-anaknya Amir Hamzah. Kenalkan kelen sama Amir Hamzah?”
BalasHapusbukannya anak amir hanzah itu perempuan? maaf kalau salah