Sekeras Apapun, yang Diusir Pergi Tak Lagi Kembali
Juni 20, 2017
Sumber foto: youtube.com
Ada hal yang sampai saat ini belum juga kupahami. Tentang
hati yang menginginkan orang yang (telah) diabaikan datang lagi. Seseorang yang
akan berusaha mencari cinta sejati. Tapi tak dia temukan, sebab jauh sebelum
memulai telah diusir pergi. Kini hati ini meminta dia kembali. Terlembat.
Benar-benar terlambat. Meski dikatakan telah membuka hati, kini tiada guna
lagi. Dia telah pergi. Tepatnya benar-benar pergi.
Tak ada lagi yang bisa diharapkan dari kisah cinta yang tak
kunjung usai. Entah takdir apa yang Tuhan rencanakan. Jatuh dan bagkit
berkali-kali dalam cinta bukan sesuatu yang mudah, seperti kita membalikkan
telapak tangan. Memerlukan waktu yang lama menyembuhkan luka basah, perlu
menunggunya kering lalu bisa memastikan semua akan baik saja. Bukan seperti
mengerjapkan mata, dengan singkat waktu bisa dilakukan. Seperti itu juga hati.
Setelah enam tahun menunggu kepastian, seseorang yang
dinanti tak kunjung datang. Yang pasti, dia hanya menebar janji. Entah cinta
mana yang dia bicarakan. Setiap hari terus membuai hingga lupa diri. Pun
lukalah yang dirasakan. Cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta yang selalu
dibicarakan telah memiliki tujuan. Dia telah berhasil menanam luka. Aku hanya
menyiraminya dengan air mata. Hingga suatau ketika seseorang hadir lagi.
Pahlawan yang entah dari mana dia berasal. Dia yang berhasil
menenangkan jiwa. Membuat diri ini lupa, bahwa setelah ini luka juga akan
kembali. Benar, luka kembali dinikmati. Dia membuat semua yang tertata kembali
berserak. Membuat yang putih menjadi hitam. Dia menyayat luka lama dengan
kejam. Tanpa ada toleransi dan rasa belas kasih. Dia membuat air mata terus
membasahi luka di hati. Dia mencap seseorang yang dia dekati terlebih dulu
sebagai perusak hubungan. Susah payah dia merangkai kata terbaik untuk mencaci.
Setelah itu, kehadirannya benar tiada guna lagi. Tepatnya aku kembali sakit
hati dan sendiri.
Kepergian dia dan dia bukan akhir untuk berjalan. Keyakinan
hati untuk menemukan yang lebih baik jauh lebih kuat daripada sakit yang
(terus) membengkak. Benar memang, setelah hujan badai akan ada pelangi
menghiasi. Begitulah situasi saat ini. Ada seseorang yang kini singgah di hati.
Sayangnya kegilaan itu terjadi lagi. Sikeras kepala dan hati ini telah
memintanya pergi, sebelum benar-benar memahami isi hati. Pun kini
memintanya kembali mustahil akan terjadi. Dia telah jauh berjalan kedepan tanpa
memandang kebelakang. Cukuplah. Barangkali akan ada seseorang yang benar
memahami yang telah ditakdirkan Tuhan setelah ini.
0 komentar