[Sosok] Iqbal Lubis, Pria Medan Pembuat Alat Pencacah Tandan Kosong Skala Kecil
Mei 05, 2017
Kekayaan
Indonesia yang berlimpah, terlebih lagi akan perkebunan kelapa sawit membuat
pria kelahiran 1994 ini bertekad untuk menyelesaikan studinya di Fakultas
Pertanian Universitaas Negeri ternama di Sumatera Barat. Melihat potensi
Indonesia yang kaya akan perkebunan kelapa sawit itu membuat inisiatif pria bernama
lengkap M. Iqbal Abdi Lubis ini untuk membuat alat pencacah tandan kosong
kelapa sawit. Luasnya lahan sawit yang diperkirakan akan bertambah 13 juta
hektar pada tahun 2020 mendatang membuat
Iqbal bersemangat untuk menyelesaikan penelitian akhirnya itu.
Sebenarnya alat pencacah tandan kosong kelapa sawit seperti ini sudah banyak dibuat orang, namun ada perbedaan sendiri dari apa yang dibuatnya. Dimana biasanya kita menemukan alat pencacah tandan kosong kelapa sawit dengan ukuran besar, sedangkan hasil buah pikir peneltiannya itu menghadirkan alat pencacah tandan kosong kelapa sawit dengan ukuran yang lebih kecil.
Alat yang dibuat oleh anak sulung dari Sofyan Lubis ini adalah alat pencacah tandan sawit yang dapat digunakan oleh pabrik dalam skala kecil. Berbeda dengan alat pencacah tandan sawit yang digunakan pabrik skala besar pada umumnya dengan tawaran harga mahal. Dimana alat ini berfungsi untuk mencacah tandan kosong kelapa sawit yang hasilnya digunakan sebagai pupuk kompos untuk pertanian.
Penelitian yang dia lakukan bermula dari meningkatnya lahan perkebunan kelapa sawit juga menyebabkan menigkatnya batang pohon kelapa sawit atau yang dinamakan tandan kosong kelapa sawit. Biasanya tandan kosong kelapa sawit ini diolah langsung untuk dijadikan pupuk. Tetapi kenyataannya saat ini tandan kosong kelapa sawit kebanyakan tidak diolah dan hanya dibiarkan saja di lapangan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Iqbal memilih untuk menyelesaikan alat ini.
Waktu yang digunakan Iqbal dalam prses pembuatan alat ini pun tidak terlalu lama. Dia hanya menghabiskan waktu satu bulan lima belas hari untuk menyelesaikan alat ini. Pembuatan alat ini pun dilakukannya di tanah kelahirannya, Medan. Mengingat untuk mendapatkan bahan material pembuatan alat ini lebih mudah di Medan.
“Satu bulan lebih kesempatan untuk nyelesaikan alat ini. Tepatnya kalau tidak salah lima belas hari,” jelas alumni Univeristas Andalas ini.
Pria yang dinobatkan sebagai wisudawan muda ini benar-benar merasa senang dengan hasilnya, karena dia berpikiran bahwa alat ini sangat berguna. Dia juga berharap hasil buatannya ini dapat diproduksi massal oleh pabrik kelapa sawit yang masih dalam skala kecil.
“Suatu saat nanti saya berharap pabrik kecil dapat memproduksi hasil saya secara massal. Karena dana yang dikeluarkan untuk pembuatan mesin ini tidak terlalu mahal, masih terjangkau,” tutup pemuda penyandang gelar S.TP itu.
0 komentar