[Sahabat], Filosofi Dibalik Enam Samudra
April 26, 2017Tak Ada Kata Akhir dalam Persahabatan |
Dari dulu hingga
sekarang, aku bukan termasuk orang yang banyak teman dekat alias sahabat. Bagiku
antara teman biasa dan sahabat itu banyak perbedaannya. Mungkin jika teman
biasa, aku tak akan menceritakan banyak hal tentang hidupku. Sekedar mereka
tahu sajalah. Tapi di sini aku tidak akan menceritakan bagian dariku. Aku akan
mengisahkan banyak tentang mereka yang aku kenali sejak menimba ilmu dibangku
Universitas.
Entah apa yang
membuat aku dan mereka sedekat ini. Padahal sebelumnya kami tidak saling tegur
sapa, duduk saling berjauhan, bahkan enggan untuk tersenyum satu dengan yang
lainnya. Hingga akhirnya saling tegur, duduk berdekatan, bahkan sedekat ini.
Sejak hari itu,
aku mulai nyaman dengan mereka. Keakraban kami itu tak ingin aku lewatkan
begitu saja. Aku ingin mengabadikan segala hal yang aku punya dengan mereka
yang aku percaya sepenuhnya. Hingga akhirnya entah dari pemikiran otak mana aku
menamai kedekatan itu dengan Samudra.
Samudra? Mungkin
selama ini yang mengetahui nama dari persahabatan kami itu akan bertanya-tanya
maksudnya. Simple aja, filosofi yang tidak muluk-muluk bagiku. Samudra atau
lautan yang berasal dari bahasa
Sansekerta ini kumaknai sangat dalam. Samudra yang luas, menjadi harap besar
persahabatan ini akan terus terjalin hingga nanti waktu berakhir. Samudra yang
kita tahu memiliki massa air asin yang saling menyambung itu aku lambangkan
bahwa persahabatan ini aku terus mengikat meski percekcokan kecil terjadi antar
kita. Itu saja awalnya.
Sedangkan jika dari
kalian selalu mendengar ‘Enam Samudra’ akan bertanya-tanya maksud dari kata
awal di depan kata Samudra itu. Enam itu hanya menandakan bahwa kami berenam. Kami
berenam yang saling terus mencoba memahami, kami yang selalu mencoba untuk ada
untuk satu dengan yang lain. Hanya itu.
Icak (Si Kocik)- gadis pecinta warna
kuning yang suka berlama-lama di depan kaca ini sebenarnya memiliki nama
Khairun Nisyak. Gadis pintar yang sering dijuluki dewa di kelas ini beanr-benar
sangat baik. Tuturnya tak pernah menyakiti. Dia sosok pekerja keras dan sangat sayang
pada keluarganya, terutama ibunya. Pernah suatau waktu pada saat PEMA (Pengabdian
Masyarakat) dulu, dia terlihat sangat rindu ibunya. Dia selalu menyebut kata
ibu ditiap malam rapat yang kubawa waktu itu. Saat itulah aku tahu, bahwa gadis
yang tak suka tersenyum dengan memaerkan deretan giginya itu benar sangat
menyanyangi ibunya. Meski kerap dipanggil Icak, namun tak jarang terdengar
panggilan ‘Kocik’ melekat padanya. Panggilan khas yang dikeluarkan pertama kali
oleh Tika.
Sartik (Miss Fleksibel) - kadang
begitulah aku memanggil gadis asal Tebing Tinggi yang memiliki nama Sartika
itu. Gadis ini memiliki tubuh mungil yang tidak jauh berbeda dengan Icak. Tapi
entah kenapa dia selalu merasa besar daripada Icak. Dia teman yang selalu sabar
jika kami membuat singgasananya seperti kapal pecah. Dia yang selalu fleksibel
jika diajak kemana pun. Jadwalnya yang fleksibel itu sangat berbanding terbalik
denganku yang selalu sibuk. Kulit putihnya sangat cocok jika disandingkan
dengan warna kesukaannya, ungu. Tak jarang jika dia memakai baju berwarna ungu
temanku si pememiliki suara cempreng yang tak jauh beda dengannya ini selalu
berkomentar.
Situl (Gadis Oktaf)- dialah gadis
pemilik suara cempereng yang hampir mengimbangi oktaf Tika. Jika suara mereka
berpadu, jangan Tanya gema ruangan seperti apa. Tapi jangan salah, kakak dari
kedua adiknya ini sangat ramah. Disudut mana pun dia punya teman. Nggak peduli
itu teman baru kenal atau bagaimana, asal hapal wajah tanpa hapal nama dia akan
menegur. Meski sekalipun dengan sapaan ‘Eehhh’. Tutur yang blak-blakan darinya
sering kali membuat kami kadang menasehatinya. Tapi tak jarang juga kami
tertawa dibuatnya. Dia salah satu teman di Masa Aliyahku dulu yang tak pernah
saling tegur sapa.
Engkut (Miss Win-win Solution)- Sis,begitulah
aku memanggilnya. Gadis yang akhir-akhir ini hampir mengimbangi Sita keramahannya
di kampus ini termasuk teman yang sangat pengertian. Dia termasuk orang yang
jarang angkat suara kata teman sekelasku. Benar juga. Dia lebih suka dengan
dunianya yang selalu melihat Oppa, Uni, Omma, Opung, dan sejenis itulah. Berbanding
terbalik dengan Tika yang mati-matian mengkoleksi film India di laptopnya,
Siska justru lebih suka mengkoleksi film Korea. Meski segila itu dengan Oppa,
dia juga masih menjadi tempat pencari solusi pertama. Pemikirannya yang dewasa
membuat kami selalu meminta saran darinya.
Legong (Wonder Women)- berbeda dengan Icak yang tak suka senyum
menampilkan deretan giginya, gadis pemilik nama Leli ini justru lebih suka memamerkan
deretan giginya saat tersenyum. Tak jauh beda denganku. Anak bungsu ini selalu aku acungi jempol dalam
menempuh perjalanan, sebab dia rela bermandi debu dan keringat antar Deli Tua –
Pancing untuk menimba ilmu. tak jauh berbeda memang dengan Siska yang juga rela
pulang balik Johor – Pancing. Tapi bagaimanapun aku selalu salut dengannya. Jarang
sekali kulihat absen kuliahnya berlambangkan ‘a’ alias absen, berbeda denganku
yang diabsen kelas masih terlihat lambing ‘a atau i’.
****
Persahabatan
yang kunamai ini bukan bermaksud untuk membuat dinding sekat antara kami dengan
teman yang lainnya. Tidak sama sekali. Terlebih lagi antara aku dan kalian yang
berpikir bahwa selama hari ini bahwa aku lebih suka dekat dengan kelima temanku
ini saja. Tidak begitu. Tak perlu kujabarkan, jika kalian mengenalku maka
kalian akan tahu jawabannya.
9 komentar
hahaha sita oktaf wkwkwk
BalasHapusWkwkwk- julukan baru itu Zi
BalasHapuskalau kita terppisah dengan sahabat dalam waktu yang lama,apakah boleh kita mencari sahabat baru kak?
BalasHapusapakah kenangan dengan mereka yang lama tidak tertimpa dengan hal baru yang akan kita lalui bersama dengan sahabat yang baru jika boleh?
Kenangan itu tidak bisa diganti bang. Seandainya pun kita punya sahabat baru, sahabat lama itu tidak akan terganti posisinya. Nyatanya dalam hidup, dimasa sekolah SMP, SMA dengan perkuliahan teman kita berganti bisa jadi pada masi itu kita menemukan sahabat baru. Bagi Ika kita konteksnya bukan mencari tapi kita akan menemukan. Menemukan seseorang yang akan paham bagaimana kita.
HapusSwettnyaaa
BalasHapusNiceeee
BalasHapusMakasi Mila
HapusPertama baca kirain Sartik singkatan dari sambal teri kacang😅
BalasHapusAsik ya profil para samudera😄
Heheh, banyak yang ngira Sartik itu sambal teri kacang emang kak.
HapusMakasi kak