Skenario Belaka
Desember 23, 2013
Ini bukan awal pertama kalinya pengalamanku berhadapan dengan pengukuhan. Bukan pertama kalinya menapakkan kaki di tanah perkemahan Sibolangit. Namun ini pertama kalinya aku pergi bersama mereka. Menikmati suasana malam dengan selimut dingin yang mencekam.
Sebelum hari H pengukuhan tiba sudah terlalu banyak yang menanyakan " yakin lulus Ka?" Dengan pedenya aku jawab yakin. Keyakinan itu sudah melekat dihatiku. Sudah berbaur mengalir ke seluruh tubuhku. Benar saja keyakinanku itu menjadi nyata. Aku lulus.
Organisasi ini ku kenal sejak SMA. Aku mengenal organisasi ini dari seniorku, Nurul Habibah. Pernah waktu itu, organisasi ini mengangkat berita seputar organisasi sekolah. Berita itu mendeskripsikan antara organisasi paskibra di sekolahku dengan organisasi paskibra sekolah sebrang. Kebetulan aku salah satu anggota paskibra. Dari sini aku kenal dengan orang yang telah lama membuatku penasaran. Aku terlanjur suka membaca catatannya. Tidak seharipun kulewatkan tanpa membaca tulisannya. Belum lagi cerita tentang dirinya yang kudengar dari Kak Bibeh. Bibeh adalah panggilan sayang kami ke kak Nurul Habibah. Kalian pasti tahu itu siapa. Dari sini aku mulai tahu sedikit tentang organisasi yang saat ini tengah aku geluti.
Lulus adalah target mati dari kami semua. Perjuangan selama tiga bulan tidak ingin terbuang sia-sia. Belum lagi malam itu kami harus berjuang kembali. Dimarahi, disuruh makan rumput, masuk ke kolam, guling-guling nggak jelas semua itu kami lakukan karena keinginan lulus yang begitu tinggi. Tapi pada saat detik pengumuman suasana jadi tegang. Sponrtan aku berubah menjadi cewe cengeng. Luar biasa. Saat itu aku dan teman-teman harus menerima kenyataan manis dan pahit. Belum lagi saat Sita memilihku dan merelakan Isan keluar. Itu hal yang tidak akan kulupakan. "Bagaimana bisa aku tetap berdiri di sini dengan mengorbankan orang lain," fikirku. Aku merasa sangat bersalah.
Tapi semua itu hanya sekenario belaka. Cerita yang telah ada dalam konsep para kru. Hal yang luar biasa. Dengan sekejap menyadarkan kami dengan kebersamaan. Kini kami masih tetap bersama. Meski awalnya telah banyak kami teteskan air mata kesedihan.
Sebelum hari H pengukuhan tiba sudah terlalu banyak yang menanyakan " yakin lulus Ka?" Dengan pedenya aku jawab yakin. Keyakinan itu sudah melekat dihatiku. Sudah berbaur mengalir ke seluruh tubuhku. Benar saja keyakinanku itu menjadi nyata. Aku lulus.
Organisasi ini ku kenal sejak SMA. Aku mengenal organisasi ini dari seniorku, Nurul Habibah. Pernah waktu itu, organisasi ini mengangkat berita seputar organisasi sekolah. Berita itu mendeskripsikan antara organisasi paskibra di sekolahku dengan organisasi paskibra sekolah sebrang. Kebetulan aku salah satu anggota paskibra. Dari sini aku kenal dengan orang yang telah lama membuatku penasaran. Aku terlanjur suka membaca catatannya. Tidak seharipun kulewatkan tanpa membaca tulisannya. Belum lagi cerita tentang dirinya yang kudengar dari Kak Bibeh. Bibeh adalah panggilan sayang kami ke kak Nurul Habibah. Kalian pasti tahu itu siapa. Dari sini aku mulai tahu sedikit tentang organisasi yang saat ini tengah aku geluti.
Lulus adalah target mati dari kami semua. Perjuangan selama tiga bulan tidak ingin terbuang sia-sia. Belum lagi malam itu kami harus berjuang kembali. Dimarahi, disuruh makan rumput, masuk ke kolam, guling-guling nggak jelas semua itu kami lakukan karena keinginan lulus yang begitu tinggi. Tapi pada saat detik pengumuman suasana jadi tegang. Sponrtan aku berubah menjadi cewe cengeng. Luar biasa. Saat itu aku dan teman-teman harus menerima kenyataan manis dan pahit. Belum lagi saat Sita memilihku dan merelakan Isan keluar. Itu hal yang tidak akan kulupakan. "Bagaimana bisa aku tetap berdiri di sini dengan mengorbankan orang lain," fikirku. Aku merasa sangat bersalah.
Tapi semua itu hanya sekenario belaka. Cerita yang telah ada dalam konsep para kru. Hal yang luar biasa. Dengan sekejap menyadarkan kami dengan kebersamaan. Kini kami masih tetap bersama. Meski awalnya telah banyak kami teteskan air mata kesedihan.
0 komentar